Web Hosting

Monday, November 30, 2009

Polisi Usut Kasus Joki CPNS

Para penoda seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Sulut terancam dipidanakan. Pemprov Sulut dan Polda Sulut kompak mengusut oknum yang terbukti mencoreng tes CPNS, termasuk perempuan berinisial TPB alias TRi.

Sekprov Robby Mamuaja berang ulah oknum tak bertanggungjawab itu. “Bisa saja kami menyerahkan kasus ini ke polisi,” tegasnya.

Selain dipolisikan, anak mantan pejabat teras Pemprov Sulut yang mengikuti tes di Pemprov Sulut dan Pemkab Boltim akan didiskualifikasi.

Asisten III Setprov Sulut Ferdinand Mewengkang dengan tegas mengatakan, status TPB akan dianulir baik di Boltim maupun Pemprov Sulut. “Harus dianulir,” tegas Mewengkang. Mental CPNS seperti ini tidak bisa dibiarkan. “Belum jadi PNS saja sudah tidak jujur apalagi nanti jadi PNS,” ketusnya.

Mamuaja menambahkan selain TPB, Pemprov Sulut menunggu laporan dari masyarakat. Bila bukti cukup kuat dan valid sanksinya pemecatan. “Langsung dipecat. Tidak perlu lama-lama,” tegas Mamuaja.

Pemprov Sulut sendiri belum mendapatkan klarifikasi dari bersangkutan atau Pemkab Boltim. Panitia berharap TPB melapor dan menjelaskan lebih lanjut ke BKD Sulut. “Pasti dia hadir. Kami masih konsultasi dengan Pemkab Boltim,” kata Plh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulut Flora Krisen.

Dugaan sementara TPB mengikuti tes di Pemkab Boltim, sementara di Pemprov Sulut kemungkinan menggunakan joki. Meski demikian panitia CPNS Pemprov Sulut sangsi.

Flora menjamin semua peserta tes CPNS Pemprov Sulut ikut tes langsung. Untuk membuktikan, Flora menunjukkan berkas TPB mulai dari surat lamaran, daftar hadir ujian tulisan, dan Lembar Jawaban Komputer (LJK) terdapat identitas TPB. Hanya bila diteliti, terdapat perbedaan tanda tangan di surat lamaran dan LJK. Bahkan, tanda tangan di LJK seperti sudah dibuat berulang-ulang. Bekas tanda tangan yang dihapus masih terlihat.

Tapi lagi-lagi Flora mengaku dia yakin TPB bernomor peserta 700030081 itu, mengikuti ujian di Auditorium Mapalus Kantor Gubernur. Alasannya, petugas sudah meneliti ketat CPNS sebelum masuk ke dalam ruangan.

Pantauan koran ini saat ujian 24 November lalu, petugas memang memperketat pemeriksaan. Akibatnya, ujian harus molor sejam karena pemeriksaan itu. Dari data BKD, diketahui TPB merupakan alumni Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang lahir 18 Oktober 1986.

Sementara, kecurangan tes CPNS diduga terjadi di Kabupaten Bolmong. Anak salah satu anggota Deprov Sulut dapil Bolmong Raya berinisial MS lulus di formasi SMK. Namun ada yang mengetahui MS lulusan SMU. ‘’Kalau dia lulus di Bolmong sangat aneh, karena setahu kami dia lulusan SMU, sama seperti kami teman sekolahnya,’’ bongkar sumber.

Kapolda Sulut Brigjen Pol Hertian Aristarkus Yunus mulai bergerak memantau kecurangan hasil pengumuman CPNS. Aristarkus Yunus, melalui Kabid Humas AKBP Benny Bella, mengaku akan menindak tegas pelaku penyimpangan seleksi CPNS.

“Kami akan memproses kecurangan seleksi CPNS. Asalkan ada pihak yang melapor kepada kami,” ujar Bella pekan lalu. Lanjut Bella, selama tidak ada pihak yang memasukkan laporan, Polda Sulut belum bisa mengambil langkah hukum. “Selama tak ada laporan, kami tak bisa melakukan penyelidikan,” jawabnya.
Seperti diberitakan, seleksi CPNS 2009 telah dinodai dengan ditemukannya anak seorang eks pejabat yang namanya keluar di dua tempat berbeda. Padahal seleksi dilangsungkan serentak di seluruh kabupaten/kota. Dengan demikian, kuat dugaan pihak penyelengara seleksi ikut bermain dalam masalah ini.

sumber: www.mdopost.com

Blog Archive