Web Hosting

Monday, November 30, 2009

Kisah Indah Peserta CPNS Yang Lulus

Raymond Ingin Sekolahkan Adik, Susan Bantu Orang Tua
Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun ini, membawa berkah bagi Raymond Lembong dan Susan Barahama. Dua pelamar yang orang tuanya berprofesi tukang ojek dan tukang ini, lulus murni. Modalnya belajar dan berdoa.

Laporan Angel Rumeen
INGIN membalas jasa orang tua. Itulah alasan Raymond dan Susan, sehingga berusaha lulus sebagai PNS. “Saya ingin membalas semua perhatian dan jasa orang tua,” ujar Raymond singkat, saat ditanya alasan dia melamar CPNS. Apalagi ayah dan ibunya sangat antusias hingga membuatnya optimis.

Saat dinyatakan lulus, Raymond mengaku tak menyangka. “Sangat kaget, padahal tak sedikit orang yang melamar untuk formasi itu,” katanya bersemangat. Raymond yang dinyatakan lulus sebagai operator komputer di Pemprov Sulut, sangat tahu imej buruk rekrutmen CPNS. “Kalau masalah calo ataupun lulus karena koneksi saya tahu. Saya hanya modal doa dan berusaha belajar,” ungkapnya tersenyum.

Raymond yang ditemui di rumahnya kemarin, di kawasan Winuangan Kecamatan Tikala itu, memang sehari-hari terbiasa hidup sederhana. Sang ayah, Edmon Lembong hanya bekerja sebagai tukang ojek. Tanpa kenal lelah, sang ayah mati-matian menyekolahkan anaknya. “Orang tua saya berhasil menyekolahkan hingga D3,” tutur Raymond, yang pada 17 September lalu, baru menyelesaikan D3 Jurusan Teknik Komputer di Politeknik Manado.

Di usianya yang baru akan menginjak 21 tahun pada 11 Desember itu, Raymond berhasil meyakinkan dirinya kalau dia mampu bersaing. “Saya mengurus berkas hingga ujian sendiri. Kami pun tak mengandalkan koneksi karena memang tak ada, atau calo karena kami memang tak mampu membayar,” kata Raymond yang saat diwawancarai ditemani sang ayah.

Putra tertua dari dua bersaudara pasangan Edmond Lembong dan Ani Lontoh itu merasa punya tanggung jawab lebih. Apalagi adiknya masih duduk di bangku kelas 6 SD. “Ya semoga dengan menjadi PNS saya bisa membantu ekonomi keluarga, bahkan mungkin menyekolahkan Ronaldo, adik saya,” harapnya.
Dia bertekad setelah menjalani kesulitan saat berjuang menjadi PNS, dia akan melakukan yang terbaik saat memang sudah mulai bertugas. “Itu komitmen saya, apa yang bisa saya lakukan akan saya perbuat dengan baik, karena banyak yang menginginkan profesi ini,” tandasnya mantap.

Sang Ayah sebelumnya diam, tiba-tiba berbicara. “Kami sekarang sedang memikirkan bagaimana membeli seragam untuk Raymond nanti,” katanya, tapi tetap terpancar kebanggaan saat memandang anaknya.

Senada dengan Raymond, Susan Barahama yang juga tinggal di Winuangan Kecamatan Tikala Lingkungan 7 itu menuturkan, saat memutuskan ikut ujian CPNS karena melihat keberadaan keluarganya. “Apalagi yang bisa kita berikan pada orang tua, selain pengabdian,” tutur Susan yang lulus sebagai perawat gigi di Kabupaten Minahasa Selatan. Bagi gadis berusia 21 tahun itu, setelah menyelesaikan sekolahnya, dia bertekad membahagiakan orang tua. “Awalnya hanya coba-coba. Tapi meski begitu saya terus belajar dan tentu berdoa,” tutur anak pertama dari dua bersaudara itu.

Terlahir di tengah keluarga yang cukup sederhana, mengajarkan Susan untuk optimis melakukan sesuatu. “Untuk persiapan ujian, saya terus belajar dan berdoa. Karena saya memang tak mengenal siapa-siapa di Minsel. Saya hanya mengikuti tiap persyaratan, tanpa mengharapkan bantuan calo atau koneksi,” tukas Susan yang lebih memilih Minsel, karena Manado tak ada formasi perawat gigi.

Sang ayah Yoppy Barahama hanya bekerja sebagai tukang, dan ibu Fenny Jocom sebagai ibu rumah tangga selalu mendukung Susan. Tapi, lewat kerja keras ayah dan ibunya, Susan bisa menyelesaikan kuliahnya. “Karena penempatan cukup jauh dari rumah, mereka terus mendorong saya. Bahkan saya memang sudah siap ditempatkan di desa terpencil sekalipun. Karena tak mudah lulus sebagai PNS,” tandasnya.

Gadis cantik ini pun berharap seleksi CPNS seperti tahun ini harus tetap dipertahankan. “Saya lulus tanpa bayaran ataupun koneksi, itu artinya pemerintah makin jujur. Kalaupun masih banyak kekurangan harus dibenahi,” ungkap Susan. Hal itu pun dikatakan ayah Raymond. “Kami orang tua sangat berterima kasih pada pemerintah untuk proses ujian yang murni dan transparan,” tutupnya.
sumber: www.mdopost.com

Blog Archive