Web Hosting

Thursday, June 3, 2010

Isak Tangis CPNS Kotamobagu, Tak Menghasilkan Apa-Apa

Kotamobagu, KOMENTAR
Isak tangis dan jerit menyayat hati dari ratusan CPNS dan orangtua mereka, pecah di ruang sidang DPRD Kota Kotamobagu, Kamis (03/06) siang kemarin. Itu, terjadi saat berlangsung dialog terbuka antara mereka dengan Wakil Walikota Ir Tatong Bara yang tidak menghasilkan apa-apa. Tak pelak, sejumlah CPNS dan orangtua pun langsung naik pitam. Mereka menuding, Tatong betul-betul tidak punya hati nurani.

“Torang butul-butul sangat sesalkan depe sikap deng tindakan sebagai Wakil Walikota. Dia (Tatong, red) so tau kalu gara-gara depe laporan ke Menpan itu yang beking torang pe NIP blum mo kaluar, eh dia malah tetap nemau mo tarek le tu laporan. Butul-butul so nyanda ada hati nurani komang ini noh,” tuding beberapa CPNS seusai mengikuti dialog dengan Tatong di Dekot.

Para CPNS bahkan sempat melakukan aksi menutup jalan, tepat di depan kantor walikota. Mereka berkumpul, bahkan ada yang langsung duduk berselonjor di aspal jalan, sambil berteriak-teriak mengecam Tatong. Seorang CPNS bahkan sempat mengenakan kemeja keki hijau (seragam PNS, red) kemudian berorasi. Aksi mereka di situ akhirnya terhenti, karena hujan deras tiba-tiba mengguyur Kotamobagu.

Sementara itu, saat berlangsung dialog di ruang sidang Dekot, Tatong yang “diserang” oleh ratusan calon abdi negara plus sejumlah orangtua CPNS, tetap tak memberikan penjelasan sebagaimana diharapkan mereka: terbitnya NIP. Wanita berparas cantik yang juga dikenal selaku Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Kotamobagu, hanya menyampaikan bahwa persoalan NIP terbit atau tidak bukan di tangannya.

“Kalau saya punya kuasa atas (penerbitan NIP) itu, pasti sudah saya terbitkan. Tapi ini yang berwenang adalah Menpan dan Kantor BKN Pusat,” jelas Tatong yang dalam dialog itu didampingi Ketua Dekot Kotamobagu, Rustam Siahaan, Wakapolres Bolmong Kompol Boy Simanjuntak SIK MSi, Kakankesbangpolinmas Kotamobagu Dolly Zulhadji SH, serta Kabag Humas Pemkot Drs Roy Bara.

Dialog itu memang sudah ditunggu-tunggu oleh ratusan CPNS. Mereka bahkan sejak Senin lalu telah melakukan aksi pendudukan kantor walikota. Ketika pada Rabu (02/06) lalu terbetik kabar bahwa Tatong sudah berada di Kotamobagu, dari perjalanan dinas selama lima hari ke Jakarta, para CPNS pun “siaga penuh” menanti kedatangan wawali ke kantor.

Namun hari itu Tatong ternyata tak bersedia datang. Ia baru baru menyatakan kesediaannya berdialog langsung dengan para CPNS dan keluarga, pada Kamis (03/06) kemarin. Itupun dengan syarat seluruh areal kantor walikota harus disterilkan dari pihak-pihak luar.

Mendengar kesediaan Tatong berdialog, hati para CPNS sempat tenang. Meski demikian, mereka tetap belum mau beran-jak dari kompleks kantor walikota. Mereka tetap masih melakukan pendudukan. Dan, pada Rabu malam lalu itu, mereka kembali menggelar dzikir bersama di aula.

PENGAMANAN BERLEBIHAN
Kamis pagi-pagi tersiar kabar kalau Tatong akan muncul di kantor pukul 09.00 WITA. Maka, personel pengamanan dari Polres Bolmong ditingkat-kan dari yang semula hanya berjumlah 25 orang, pagi itu ditambah hingga menjadi 65 anggota. Bahkan ada di antara anggota Samapta yang terlihat membawa senapan laras panjang.

Pengamanan yang terkesan berlebihan ini tidak hanya terjadi di kompleks kantor walikota. Namun dilakukan pula di areal kantor Dekot yang terletak di sebelah kanan kompleks kantor walikota. Bahkan, gerbang masuk-keluar gedung dekot, dijaga ketat aparat dengan posisi terkunci. Hanya dibuka bila ada yang masuk dan itupun diketahui wartawan atau pegawai sekretariat dewan.

Setelah sekitar 2,5 jam menunggu dari jadwal semula, atau tepatnya pukul 11.30 WITA, para CPNS yang masih berada di aula mulai dilanda kegelisahan. Sebab, mereka belum melihat tanda-tanda kalau Tatong sudah akan muncul di kantor pemkot. Tak dinyana, datang informasi kalau Tatong bersedia berdialog asalkan di Dekot dengan difasilitasi Ketua Dekot.

Semula CPNS menolak tawaran itu, mereka tetap memilih dialog digelar di aula pemkot. Sikap ini diambil CPNS, karena kuatir kalau tawaran ke dekot itu hanya bagian dari strategi untuk “mengusir” mereka secara halus dari kompleks kantor walikota.

Kakansebangpolinmas Dolly Zulhadji, Kasat Pol-PP Herman J Aray SIP serta Kabag Ekonomi Hamzah Kastur SE mencoba bernegosiasi dengan Hendra Tito Manggopa SPd dan Samsyuri Mamonto, korlap (koordinator lapangan) aksi unjuk rasa ratusan CPNS tersebut. Negosiasi ini akhirnya diterima CPNS dengan catatan mereka tetap diizinkan kembali ke aula, untuk melanjutkan aksi pendudukan itu.

Setelah dicapai kesepakatan barulah secara teratur ratusan CPNS ditemani orangtua, sua-mi, istri, serta beberapa anak mereka yang masih kecil-kecil, bergerak teratur ke kantor dekot. Begitu tiba, mereka langsung mengambil posisi. Ada yang harus menyingkirkan meja-meja yang biasa dipakai anggota Dekot bersidang, karena ruangannya nyaris tak mampu menampung luberan orang itu, ada pula yang terpak-sa duduk melantai lantaran tak kebagian kursi lagi.

Sambil menunggu dilakukan dialog, seorang CPNS wanita memandu rekan-rekannya untuk memanjatkan shalawat. Tepat pukul 12.30 WITA, Tatong yang rupanya sudah berada di ruang kerja ketua dekot, akhirnya keluar. Begitu wanita berparas ayu ini muncul di ambang pintu, kontan seorang CPNS meneriakkan Allahu Akbar dengan suara lantang. Ajakannya langsung disambut ratusan orang yang memadati ruangan itu hingga di bagian balkon.

Dialog pun dimulai dengan dipandu oleh Roy Bara. Dua perwakilan CPNS, yakni Hendra Manggopa dan Meyti Kaawoan serta seorang bapak mewakili unsur orangtua CPNS, mendapat giliran pertama. Hanya satu yang mereka minta, yaitu Tatong menarik laporannya ke Menpan agar NIP sudah dapat diterbitkan.

“Kami sangat bermohon kepada ibu wakil walikota agar dapat memberikan penjelasan, kenapa NIP kami belum juga diterbitkan,” ujar juru bicara CPNS, Meyti Kaawoan.
Tatong sendiri di hadapan para CPNS Kotamobagu menga-takan, bahwa belum terbitnya NIP CPNS 2009 Kotamobagu, lebih dikarenakan masih ada permasalahan yang harus diselesaikan lagi, oleh pihak Kementerian Pemberdayaan Negara (Menpan). “Jadi kita tunggu saja, karena dalam waktu dekat akan turun tim dari Menpan ke Kotamobagu,” ujarnya.

Ia juga membantah soal isu yang menyatakan bahwa dirinya dan Walikota Kotamobagu, Drs Hi Djelantik Mokodompit, saat ini terjadi ketidakserasian. “Saya dan Walikota Kotamobagu tidak ada rivalitas. Keterlambatan NIP ini hanya karena terdapat sedikit masalah yang akan diklarifikasi lagi oleh sebuah tim dari Menpan. Dalam waktu dekat tim itu akan ke sini,” terangnya.

Menariknya, sejumlah CPNS yang mulai kehilangan kesabarannya, menangis histeris, sambil meminta agar Wakil Walikota dapat membantu penerbitan NIP mereka. Bahkan, sejumlah CPNS dan orangtua mereka, merengsek maju dan mencium tangan Tatong, dan bermohon kemurahan hatinya, untuk bisa membantu penerbitan NIP. “Kasiang akan pa torang, bantu akang kasiang supaya tu NIP so-mo kaluar au a,” ujar sejumlah CPNS dengan dialek Bolmong.

Sejumlah CPNS mengaku sangat kecewa dengan hasil penjelasan Tatong. Sebab ke-inginan mereka untuk dapat mengetahui kepastian pener-bitan NIP-nya, tidak diketahui secara pasti. Termasuk saat mereka meminta agar Tatong, menandatangani surat yang menyatakan bahwa tidak terjadi masalah dalam seleksi penerimaan CPNS Kotamobagu 2009 lalu. Para CPNS juga mengaku akan tetap menggelar aksi demo, dan menduduki kantor Pemkot Kotamobagu, hingga mereka mendapatkan titik terang soal penerbitan NIP. “Kami semua sudah bersepakat, bahwa tidak akan meninggalkan Kantor Pemkot Kotamo-bagu sebelum NIP kami terbit,” tegas Hendra Manggopa.
(sumber: www.hariankomentar.com)